Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia tahun 2014 , siap yang harus dipilih.
Monday, 2 June 2014
Mengintip KAWASAN PERKOTAAN JATINANGOR
Mengintip KAWASAN PERKOTAAN
JATINANGOR ( KPJ )
pada pertengahan
tahun 2014
by : SUGENG HADIYONO
Kawasan Perkotaan Jatinangor berada
diperbatasan Kota Bandung bagian Timur dan Kabupaten Sumedang . Bila kita
keluar pintu tol Cileunyi dari arah Jakarta , maka kita akan segera masuk
wilayah KPJ ( Kawasan Perkotaan Jatinangor ).
KPJ ( Kawasan Perkotaantinangor ) – Perkotaan Kecil yang
berada di perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang ( Foto : Sugeng
Hadiyono ).
Jatinangor merupakan lokasi beberapa sekolah
tinggi dan universitas seperti Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas
Winaya Mukti (Unwim), Institut Managemen Koperasi (Ikopin), dan Sekolah Tinggi
Pendidikan Dalam Negeri (STPDN), Institut Teknologi Bandung ( ITB ) yang juga
telah memiliki kampus dikawasan ini dgn luas 47 hektar.
Kampus Institut Teknologi Bandung – Kampus Jatinangor
luas 247 Hektar juga beradadi Kawsan ini ( Foto : Sugeng Hadiyono – Bakin ).
Nama
Jatinangor sebagai nama kecamatan baru dipakai sejak tahun 2000-an. Sebelumnya,
kecamatan ini bernama Cikeruh.
Nama Jatinangor sendiri adalah nama blok perkebunan di kaki Gunung Manglayang yang kemudian dijadikan kompleks kampus sejumlah
perguruan tinggi di sana. Dari Topografische Kaart Blaad L.XXV tahun 1908 dan Blaad
H.XXV tahun 1909 yang diterbitkan oleh Topografische
Dienst van Nederlands Oost Indie, telah dijumpai nama Jatinangor di tempat
yang sekarang juga bernama Jatinangor.
Seorang
Jurnalist sedang duduk disebelah makam WA Baron Van Baud yg belum selesai
diperbaiki ( Foto diambil Tgl 20 April 2014 oleh Jurnalist Assistant FEBRIAN
ADI MULIA ).
Pada masa itu seluruh wilayah atau daerah Jatinangor
termasuk ke dalam Afdeeling Soemedang, District Tandjoengsari (EYD : Tanjungsari). Nama Cikeruh sendiri diambil dari sungai (Ci
Keruh) yang melintasi kecamatan tersebut. Pada Peta Rupabumi Digital Indonesia
No. 1209-301 Edisi I tahun 2001 Lembar Cicalengka yang diterbitkan oleh BAKOSURTANALmasih dijumpai nama Kecamatan Cikeruh untuk daerah yang saat
ini dikenal sebagai Kecamatan Jatinangor. Pada beberapa dokumen resmi dan
setengah resmi saat ini, masih digunakan nama Kecamatan Cikeruh. Kecamatan ini
terletak pada koordinat 107o 45’
8,5” – 107o 48’ 11,0”
BT dan 6o 53’ 43,3” –
6o 57’ 41,0” LS. Kode
pos untuk kecamatan ini adalah 45363 dan kode area untuk telepon adalah 022.
Jatinangor juga merupakan tempat yang indah
dan menarik untuk dilihat dan dipelihara sebagai modal pariwisata, sejarah, dan
pendidikan.
Bila kita berjalan kaki dari Jalan Raya Bandung-Sumedang ke arah Sumedang, kira-kira 300 meter sesudah melewati Ikopin, masuk ke kiri, 200 meter dari jalan raya tersebut tampaklah Gedung Rektorat Unwim yang indah seperti gedung-gedung yang dibuat pada awal abad XX. Bangunan ini menggunakan atap yang mencirikan bangunan tradisional Indonesia dan menggunakan teknologi bangunan gaya Eropa. Gaya semacam ini disebut Indo-Eropeesche Architectuur Stijl.
PINE
WOOD Apartement Pioner di Kawasan Perkotaan Jatinangor , sebelum Aparteme
apartmen lain sedang di bangun di kawasan ini. ( Foto : Sugeng Hadiyono – Bakin
).
Jatinangor Town Square atau biasa disebut
Jatos merupakan satu satunya mall atau pusat perbelanjaan yang kemudian membentuk wajah kota kawasan
ini . Dibangunnya apartement Pine Wood dan sekarang sedang di bangun beberapa
apartment lain di kawasan wilayah ini
membuktikan bahwa telah terbentuknya kawasan wilayah kota . Hotel ,dan Rumah
Makan juga mulai bertebaran di wiliyah ini.
Sedikit
tentang Masa Lalu :
Karena curah hujan yang tinggi dan sinar matahari yang terik di wilayah ini,maka penggunaan atap Gedung sangat diperlukan sebagai fungsi pelindung selain sebagai suatu hiasan. Gedung-gedung di Unpad, Unwim, Ikopin, dan Bandung Giri Gahana semuanya bergaya yang sama dengan berbagai variasi. Bila arsitek Belanda tidak memberikan contoh gaya tersebut, bisa jadi kemudian arsitek Indonesia yang memperkenalkan gaya tersebut karena kondisi cuaca yang sangat cocok dengan gaya tersebut.
Berjalan ke utara lagi dari Rektorat Unwim, terdapat sebuah menara yang dibangun dengan gaya romantik dengan hiasan-hiasan di empat sisinya.
Menara Simbol Kejayaan Perkebunan Karet milik
Mr. WA Baron Van Baud yang telah berusia 173 tahun dengan perusahaan Perkebunan
Karet bernama Oderneming Van Maatschapaij Baud sekitar tahun 1841.
Penduduk di sekitar Jatinangor menjelaskan
bahwa itu adalah menara sirene dan jam yang sampai saat ini merupakan jejak bangkrutnya kebun karet Jatinangor, yang
dulunya fungsinya merupakan alat / aba aba untuk memberi tanda waktu bagi
penyadap untuk mulai bekerja dan mengambil mangkok lateks yang sudah penuh.
Menara ini di perkirakan ada sejak Cultuur Ondernemingen Van Maatschapaij Baud dimana dia mendirikan usaha pada sekitar tahun 1841. Menara itu tampak terpelihara dan tidak kelihatan bahwa umurnya sudah 172 tahun. Rumah Baron Baud, pemilik usaha perkebunan Jatinangor dan emplasmen-nya dahulu terletak di sebelah utara menara dan oleh penduduk disebut Loji.
Menara ini di perkirakan ada sejak Cultuur Ondernemingen Van Maatschapaij Baud dimana dia mendirikan usaha pada sekitar tahun 1841. Menara itu tampak terpelihara dan tidak kelihatan bahwa umurnya sudah 172 tahun. Rumah Baron Baud, pemilik usaha perkebunan Jatinangor dan emplasmen-nya dahulu terletak di sebelah utara menara dan oleh penduduk disebut Loji.
Loji yang didirikan pada tahun 1841 ini telah dibuldoser untuk tempat
didirikannya Sport Centre KONI yang terbengkalai. Tembok Loji dibuat tidak
menggunakan semen, tetapi dari adukan pasir, kapur, tepung bata, dan tanah
kuning. Batanya padat, kurang berpori, dan mampat. Beratnya 2,1 kg dan
ukurannya lebih besar sedikit dari bata yang ada sekarang yang beratnya 1,1 kg.
Tampaknya, bata yang digunakan untuk membangun Loji dibuat dari tanah yang
tidak mengandung humus dan tanahnya lebih dahulu ditumbuk sebelum dicetak
menjadi bata.
Dari cerita ayah seorang sumber, bata itu dicuci dan disikat sebelum disusun menjadi tembok pada waktu membangun rumah Baron Baud yang berupa gedung berbentuk huruf L berkamar 13. Seratus meter di sebelah barat menara terdapat dua nisan yang tidak bernama di bawah pohon kihujan, pohon mahoni, dan cemara yang berusia lebih dari 90 tahun. Seseorang telah mengelupas prasasti batu pualam yang menempel pada nisan. Itulah makam Baron Baud, pemilik dan pendiri onderneming dan putrinya, Mimosa. Baron Baud bisa jadi orang Jerman yang menginvestasikan modalnya bersama swasta Belanda.
Kuburan Mr. WA Baron Van Baud ( Foto , Minggu tanggal 20 April 2014 ).
Menurut cerita, Baron Baud menikah dengan nyai-nyai dari Bogor bernama Ibu Inciah yang makamnya hilang di bawah Gedung Ikopin sekarang. Dari lokasi Bandung Giri Gahana, ke arah selatan dapat dilihat Gunung Geulis di sebelah kiri, dataran Rancaekek yang merupakan daerah industri tekstil .
Perusahaan perkebunan di
Jatinangor didirikan oleh Willem Abraham Baud pada tahun 1844. Perusahaan yang
bernama Maatschappij tot Exploitatie der Baud-Landen ini menguasai tanah seluas
962 hektar yang membentang dari tanah IPDN, tanah ITB, dan tanah UNPAD hingga
Gunung Manglayang. Pada awal mulanya perkebunan ini hanya meliputi usaha
perkebunan teh, tetapi kemudian juga ditambah dengan usaha perkebunan karet.
Willem Abraham Baud (1816
– 1879) adalah salah satu anak Jean Chrétien Baud (1789 – 1759) yang pernah
menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda Timur (1833 – 1836), Menteri Kolonial
(1840 – 1848), dan Menteri Kelautan (1840 – 1842). Pada tahun 1842, W. A. Baud
pergi ke Jawa sesuai keinginan ayahnya agar dia meniti karier sebagai pegawai
pemerintah di tanah jajahan. Tetapi kemudian dia menyadari bahwa mengelola
usaha perkebunan akan membuat dirinya lebih cepat kaya daripada menjadi pegawai
pemerintah. W. A. Baud kemudian berhasil mendapatkan kontrak untuk perkebunan
teh di daerah Jatinangor di Priangan. Kontrak ini disetujui oleh pemerintah
gubernemen di Batavia dalam dekrit nomor 2 pada tanggal 26 Agustus 1844 yang
antara lain juga meliputi pinjaman bebas bunga dari pemerintah sebesar 42.409
Gulden.
Jan Jacob Rochussen yang
pernah menjabat Perdana Menteri Belanda (1858 – 1860), Gubernur Jenderal Hindia
Belanda Timur (1845 – 1851), dan Menteri Keuangan (1840 – 1843) melaporkan
kejadian ini kepada Jean Chrétien Baud dalam sebuah surat dengan menulis :
“Dia mendapatkan kontrak yang menguntungkan karena dia adalah putra seorang
pejabat yang sangat disegani.” Sebagai abdi negara dan abdi raja, J. C. Baud
merasa sangat kecewa karena ulah anaknya ini dan membalas surat J. J. Rochussen
dengan menulis : “Sistem kontrak dan persentase ... memadamkan rasa hormat
pegawai pemerintah dan mendewakan Mamon (Dewa Kekayaan). Apa ada bukti lain
yang lebih baik mengenai hal ini selain dari sikap anak saya ?”
Di sebelah timur Kampus Unpad terdapat
jembatan kereta api Cikuda yang dibangun pada tahun 1918 oleh perusahaan kereta
api Kerajaan Belanda SS (Staat Spoorwegen). Jalur transportasi kereta api itu
menghubungkan Bandung-Jatinangor-Tanjungsari tersebut digunakan untuk membawa
hasil perkebunan. Dalam buku Wajah
Bandoeng Tempo Doeloe tulisan Haryoto Kunto, dituliskan, jembatan tersebut
dinyatakan telah musnah. Saat ini jembatan tersebut digunakan oleh rakyat untuk
membawa barang-barang keperluan sehari-hari dan jalan mahasiswa yang mondok di
sekitar kampung tersebut untuk menuju ke Kampus Unpad. Di ujung barat dan timur
jembatan telah terjadi longsoran-longsoran erosi yang membahayakan berdirinya
jembatan tersebut.
Semoga ada perhatian dan modal dari yang berwenang
untuk menyelamatkan jembatan, menara sirene, dan makam Baron Baud sebagai
peninggalan-peninggalan sejarah, aset pariwisata, dan pendidikan. (oleh : Sugeng Hadiyono )..
Pintu
Gerbang Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri ( STPDN ) – Jatinangor –
Bandung Indonesia ( Foto ; sugeng Hadiyono – Bakin ).
Kampus
Universitas Pajajaran Bandung – Kampus
Jatinangor juga beradadi Kawsan ini ( Foto : Sugeng Hadiyono – Bakin ).
Subscribe to:
Posts (Atom)